Keterkaitan Ekonomi Dunia dan IHSG


Naik-turunnya harga suatu saham seringkali dipengaruhi oleh banyak faktor. Memang naik-turunnya saham itu bergantung dari banyak sedikitnya permintaan dan penawaran. Tapi itu merupakan teori yang sangat dasar.

Pertanyaan selanjutnya adalah: Apa yang menyebabkan  trader bisa percaya untuk membeli suatu saham, sehingga banyak permintaan dibandingkan penawaran dan juga sebaliknya? 

Kondisi ekonomi suatu negara adalah salah satu hal yang sangat menentukan apakah harga saham-saham di pasar saham bisa bergairah atau tidak. Saya sering  menerima pertanyaan seperti ini: 

"Memang apa hubungan harga saham dengan perekonomian negara? Naik turunnya harga saham itu kan karena permintaan dan penawaran dari trader saham. Kenapa naik turunnya harga saham dapat menggambarkan kondisi ekonomi suatu negara?"

Sekarang coba bayangkan, anda adalah seorang investor saham. Anda ingin investasi di saham-saham perusahaan besar di Indonesia yang prospeknya bagus. Tapi saat itu kondisi ekonomi lagi carut-marut,

Apakah anda sebagai  berani memasukkan modal besar untuk investasi saham? 

Demikian pula kalau hal sebaliknya terjadi. Anda ingin berinvestasi saham. Dan  saat itu, kondisi ekonomi sedang berjalan bagus, laba perusahaan banyak yang naik, operasional perusahaan berjalan dengan lancar. 

Tentu saja, dalam kondisi ekonomi yang bagus, anda pasti lebih berani memasukkan modal besar untuk melakukan investasi saham, dibandingkan saat kondisi ekonomi sedang amburadul. 

Itulah kenapa pasar modal atau pasar saham merupakan salah satu tolok ukur sehat tidaknya kondisi perekonomian suatu negara. Kalau harga saham terus jatuh, hal ini menunjukkan ada sesuatu yang tidak beres dengan ekonomi suatu negara. 

Karena saat ekonomi sedang bergejolak, investor dan trader saham pasti memutuskan menjual saham-sahamnya di pasar saham, sehingga banyak saham yang harganya akan  terus turun, demikian juga sebaliknya.  

Sudah banyak bukti yang menyatakan bahwa harga saham itu menjadi tolok ukur sehat tidaknya ekonomi suatu negara. Kita ingat bagaimana krisis ekonomi tahun 1998 dan crash market 2008 (IHSG turun 60%) membuat harga saham menjadi benar-benar drop.

Hal ini karena di tahun tersebut ekonomi Indonesia & dunia benar-benar berada di ujung tanduk, sehingga investor saham banyak yang menjual saham dan tidak berani masuk (membeli saham) dalam jumlah besar. 

Demikian juga di tahun 2020 saat wabah Virus Corona ini terjadi, di mana sektor bisnis terhambat, ekspor-impor, perjalanan bisnis juga banyak dihentikan, maka tentu hal ini akan menghambat perekonomian negara. 

Hal ini membuat IHSG pada tiga bulan pertama langsung amblas 39%. Tentu ini bukan merupakan penurunan yang wajar. 

Namun sebaliknya, ketika kondisi ekonomi pulih, seperti yang terjadi setelah tahun 1998-1999, maka IHSG kembali naik dengan cepat, banyak investor membeli saham, banyak orang yang berani untuk masuk lagi di pasar saham. 

Jadi perekonomian suatu negara itu berhubungan erat dengan pergerakan pasar saham. Itulah mengapa, kita harus ingat sebelum melakukan transaksi:
"Pelajari kondisi & sentimen market (terutama berkaitan dengan berita ekonomi)"

"Pelajari analisis fundamental, terutama ekonomi mikro dan juga ekonomi makro" 


Ya, melalui postingan ini kita sudah menemukan 'benang merah' kaitan antara kondisi ekonomi negara dengan harga saham. Jadi  dalam belajar saham, jangan mengabaikan untuk mempelajari kondisi perekonomian negara, dan sentimen yang terjadi di pasar saham.

0 Response to "Keterkaitan Ekonomi Dunia dan IHSG"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel