kemajuan teknologi kemunduran sosialisasi
Mei 10, 2017
Add Comment
Aku menghabiskan satu jam di sebuah bank dengan ayahku. Beliau
hendak mentransfer sejumlah uang. Aku tak bisa menahan diri untuk bertanya.
“Kenapa tidak aktifkan saja internet banking?”
“Kenapa kita mesti melakukan
itu?” Ayahku balik bertanya.
“Ya, supaya kita tidak perlu menghabiskan sejam hanya untuk
transfer. Kita bahkan bisa belanja online, dan segala sesuatunya akan menjadi
sangat mudah.” Aku begitu bersemangat memperkenalkannya pada dunia internet
banking.
Ayahku lantas bertanya, “Jadi kita tidak harus keluar rumah?”
“Ya, ya betul,” kataku bersemangat. Aku bercerita bahkan sayuran
pun bisa dikirim sampai depan pintu. Dan bagaimana perusahaan besar seperti
Amazon dan Alibaba mampu mengirim apapun yang kita inginkan dan kita pesan!
Jawaban orangtuaku membuat lidahku tercekat.
“Sejak ayah masuk ke bank hari ini, ayah sudah bertemu dengan 4
teman, mengobrol sebentar dengan pegawai bank yang sudah mengenal keluarga kita
dengan baik. Kamu tahu, Nak, ayah dan ibumu kan tinggal sendirian. Temanlah yang
kami perlukan.”
Ayahku melanjutkan. “Saat ini, bagi ayah, pertemuan dengan orang
lain terasa penting. Dua tahun lalu, Ayah jatuh sakit. Pemilik warung langganan
dan anaknya menjenguk ayah, duduk di ruang keluarga, menemani mengobrol dan
menghibur kami. Ketika ibumu jatuh waktu jalan pagi beberapa hari lalu, petugas
keamanan keliling melihatnya dan segera mengantarkan ibu ke rumah, sebab ia
tahu di mana kami tinggal.”
“Apakah ayah dan ibu akan mengalami sentuhan manusia jika segala
sesuatunya menjadi online? Ayah ingin mengenal pribadi yang sedang berelasi
dengan ayah. Bukan sekedar ‘seller’. Ini menciptakan ikatan dan rasa aman. Nak,
teknologi memang penting tapi bukanlah inti kehidupan. Ingat untuk meluangkan
waktu bersama orang-orang di sekitarmu, bukan dengan gadget.”
0 Response to "kemajuan teknologi kemunduran sosialisasi"
Posting Komentar