cerpen persahabatan "batu sambar"


Batu Sambar
Karya: Mirza failasuf Azka Sefrizal

Suatu malam, hujan dashyat turun, lalu petir bersambar membuat satu batu besar dari gunung jatuh ke dataran rendah. Keesokan harinya, Amy melihat batu besar dekat rumahnya. Dia memanggil temannya: Erik, Annie dan Tom. “Apa yg terjadi?” tanya Erik. “Ada batu di dekat rumahku setelah hujan yang dashyat semalam” Amy berkata. Mereka menunggu untuk hujan lagi. Mereka berharap hujan akan menghayutkan batu besar itu. Tapi batunya masih ada keesokan harinya. Anehnya, terdengar suara keras dari batu tersebut, “Kalau menghentikan aku, ambil air dari sungai.”

Amy mencoba menuruti apa kata batu besar. Dia mengambil air dari sungai yang letaknya jauh sekali dari rumahnya. Dia menyemprotkannya ke batu. Tetapi tidak bisa. Batu itu tetap ada dan berkata lagi: “Hahahaha… kalau mau, ambil ranting pohon.” Amy mengajak Erik untuk bantu ambil kayu kuat. Setelah itu mereka pukul batu dengan rantingnya. Tapi nggak bisa. Batunya berkata lagi, “Ambil paku tiga.” Amy dan dua temannya mengambil paku tiga lalu mereka melemparnya ke batu. Pakunya hampir merusak tubuhnya. “Kau kira bisa bekerja?” kata batunya “Tidak, kalian tunggu untuk hujan saat malam.

Sesuai perkataannya, hujan dashyat pun turun. Petirnya menyambar hingg tiga batu (satu kecil dan dua sedang) jatuh dari gunung. Keesokan harinya, Annie melihat apa yg terjadi. Bertiga berkumpul seperti biasa. Batunya berkata: “Ambil biji merpati.” Biji merpati adalah biji yang digunakan makan oleh merpati. Amy mengambil lima biji merpati dari rumah. Dia melemparnya ke arah batu besar dan tiga batu lainnya. Tiga batu lainnya menghilang tapi batu besarnya masih ada. Batunya berkata: “kalau mau menghentikan aku, ambil api dari kayu bakar.” Amy membawa kayu bakar untuk membakar batu. Tapi nggak bisa. Annie pun tidak tahu bagaimana untuk menghentikannya. 

Saat malam menjelang, Amy punya ide. Untuk menghentikan batunya dia harus nunggu hujan. Petirnya akan memotong batu menjadi dua. Keesokan harinya, Erik yang datang pagi ke rumah Amy tidak melihat perubahan pada batu tersebut. Batunya berkata, “Ambil labu ajaib.” Tom punya labu ajaib. Saat dibuka, ular, laba-laba, semut dan buaya dengan gigi dan kuat muncul. Hewannya mulai mengigit batunya. Hingga batunya hampir terpotong. Amy melihat batunya hampir terpotong. Batunya berkata dengan marah, “Kenapa kamu bawa hewan seperti itu!” Erik berkata, “Kami mau menghentikanmu.” 

Saat sore menjelang, Amy berpikir, “Apa yang aku harus lakukan?” Lalu buaya dalam labu ajaib muncul, dan berkata “Amy, aku punya firasat akan turun hujan dasyat yang ke-4 dan kamu bisa ambil air dari hujan.” Amy mencoba mengerti firasat sang buaya.

Seperti firasat sang buaya, hujan dasyat pun turun dan petir menyambar menjatuhkan lima batu kecil dan tiga batu sedang. Batu-batu tersebut menggelinding mengenai batu besar. Batu besarnya, setengah terpotong. Tom yang kebetulan lewat rumah Amy pagi sekali waktu itu melihat hal tersebut. Dia memanggil temannya Amy dan mengumpulkan Annie dan Erik. “Ada apa?” tanya Amy. Tom pun menjawab,”Lihat, batu besar itu sudah hampir terpotong.” Setelah melihat batu besar itu, Amy bergumam,”Ternyata tepat firasat sang buaya.”

Saat sore menjelang, Amy berpikir sesuatu. Tiba-tiba ular pun muncul dan berkata “Dengar Amy akan ada hujan dashyat ke-5. Delapan batu kecil akan jatuh oleh petir.” “Ok.”, Amy berkata.
Seperti ucapan ular, hujan dashyat turun. Petir menyambar dan membuat delapan batu kecil jatuh. Keesokan harinya, Annie melihat hal tersebut. Dan batunya berkata, “Ambil labu ajaib.” Amy mendengar itu dan mengambil labu ajaib. Tiba-tiba kalajengking dan semut muncul. Si kalajengking berkata “Nanti hujan dashyat terakhir.” “Dan jangan lupa ada 2 petir.” kata semut. 

Malam harinya hujan dashyat terakhir pun turun. Dua petir menyambar batu besar. Dan terdengar suara keras di batu itu. Ternyata, batunya telah terpotong menjadi dua. Bekas sambaran petir mengukir indah di batu besar itu. Batu besar itu kemudian terkenal dengan batu sambar. Batu tersebut mempercantik halaman rumah Amy karena seperti sebuah prasasti. Terkadang sesuatu yang awalnya tidak bagus akan menjadi indah bilamana ada usaha mempercantiknya dengan bantuan Tuhan melalui kuasa alamnya.

4 Responses to "cerpen persahabatan "batu sambar""

  1. setiap ada petir selalu muncul batu-batu baru yaa :D
    btw moral value nya dapet, inspiring dah..

    BalasHapus
  2. terimakasih, semoga bisa berlanjut untuk cerpen berikutnya

    BalasHapus
  3. Endingnya bagus ya, akhirnya batu itu malah jd mempercantik rumah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya begitulah kadang sesuatu yang kita anggap kurang bagus belum tentu selamanya kurang bagus hehehe

      Hapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel