Cara menggunakan transmisi mobil matic yang baik dan benar


vina191214.blogspot.com

Sekarang ini semakin mudah untuk bisa mengoperasikan atau mengendarai kendaraan khususnya mobil. Karena sekarang kita lebih mudah untuk belajar mengemudi dan ditambah lagi adanya transmisi atomatis pada mobil sehingga kita didak perlu lagi bingung cara mengatur atau memposisikan kopling yang benar. Kali ini kita bahas bagaimana langakh dalam memnggunakan mobil terutama transmisi otomatis. 

Review singkat tata cara menggunakan mobil transmisi matic

Apa yang di maksud:
 P, R, N, D, D-3 atau 3, 2, dan juga L.
 Pada tuas transmisi otomatis.


Berikut cara pengoperasiannya:

1. P (park/parkir). Pada saat tuas transmisi otomatis berada/digeser ke arah posisi P, memungkinkan mesin mobil dihidupkan (run) tanpa mobil berjalan karena sistem pengunci parkir bekerja (parking lock assembly).

Pada posisi P ini, tekanan oli yang terbangun dalam transmisi, akan langsung dikembalikan ke dalam bak penampungan. Belum bekerja menggerakkan serangkaian peralatan kontrol penggerak transmisi. Produsen transmisi otomatis mempertimbangkan berbagai aspek keselamatan pengendara. Misalnya, mesin mobil hanya bisa dihidupkan saat tuas ada di posisi P atau N (neutral).

Dapat dibayangkan apabila di semua pilihan moda transmisi, mesin mobil bisa dihidupkan. Begitu mobil distarter, langsung jalan. Sangat berbahaya. Sehingga untuk lebih aman, pada saat kita parkir, pastikan tuas transmisi ada di posisi P, menghindari mobil meluncur sendiri, tanpa dikehendaki.

2. R (reverse/mundur). Memungkinkan mobil berjalan mundur. Kebanyakan mobil A/T, akan terasa entakan ketika kita menggeser tuas transmisi dari posisi P ke R. Ini diakibatkan karena terjadi peningkatan tekanan oli dalam sistem hidrolis dalam ruang transmisi. Peningkatan tekanan oli ini, atau yang dikenal dengan istilah booster, bertujuan meningkatkan daya cengkeram-mekanik pelat kopling dengan pelat baja dalam sistem transmisi otomatis. Tujuannya adalah  untuk menghindari slip kopling pada saat terjadi perpindahan torsi dari mesin ke roda penggerak.

3. N (neutral/netral). Ketika tuas transmisi otomatis digeser pada posisi N, memungkinkan mesin mobil hidup tetapi mobil tidak bisa berjalan. Biasanya, posisi N dipilih pada saat pengendara ingin mobil berhenti sejenak. Misalnya pada saat lampu lalu lintas menyala merah. Selain menghemat kampas rem dan kampas kopling/pelat baja, menggeser tuas ke posisi N lebih aman, mencegah mobil nyelonong tanpa dikehendaki. Posisi N juga bisa dipilih saat mobil parkir paralel dan memang biasanya disarankan oleh petugas parkir. Sama saat tuas di posisi P, pada saat di posisi N, umumnya mesin mobil bisa dihidupkan.

4. D (drive). Tuas transmisi berada di posisi D, memungkinkan mobil untuk berjalan/melaju dengan perpindahan kecepatan berlangsung secara otomatis, mulai dari kondisi gear 1st umumnya sampai gear 3rd (gear 3rd dengan rasio gear 1 : 1). Perpindahan kecepatan secara otomatis tanpa harus kita menginjak pedal kopling, layaknya pada mobil bertrasmisi manual.

Pada saat tuas berada di posisi D, perpindahan kecepatan-otomatis akan terjadi hanya dengan menekan pada pedal gas. Perpindahan kecepatan terjadi seiring dengan peningkatan kecepatan mobil yang dimonitor oleh sensor kecepatan mobil (vehicle speed sensor/VSS). Posisi tuas di D, akan memungkinkan kendaraan untuk dapat berakselerasi.

Caranya tinggal menekan pada pedal gas lebih dalam. Maka secara otomatis posisi  rasio gear akan turun satu tingkat. Apabila semula gear rasio ada di posisi 4th, turun ke 3rd, dari 3rd turun ke 2nd, dan dari 2nd turun ke 1st. Akselerasi atau percepatan  diperlukan saat hendak mendahului kendaraan lain atau pada saat akan memacu mobil lebih cepat.

Ketika pedal gas ditekan, tegangan listrik yang diatur throttle position sensor (TPS) akan memberi sinyal ke sistem elektronik transmisi otomatis (transmission control unit/TCU atau powertrain control module/PCM) untuk mengalihkan tekanan oli pada posisi gear yang lebih rendah, sehingga akselerasi atau percepatan dapat terjadi.

Perbandingan gear akan kembali meningkat, ketika laju kendaraan seperti yang dimonitor VSS mencapai kecepatan tertentu. Masing-masing kendaraan, rasionya berbeda-beda, diatur secara terkomputerisasi oleh TCU/PCM.

5. D-3 atau overdrive/OD. Kebanyakan pengemudi mobil transmisi otomatis  belum mengerti fungsi moda yang satu ini. Padahal, fungsinya sederhana. Ketika tuas transmisi digeser ke posisi D-3, atau pada beberapa jenis mobil, saat tombol OD yang ada di tuas transmisi diaktifkan, memungkinkan terjadi perpindahan rasio gear dari 1st ke OD, sehingga hemat bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.

Posisi gear D-3 atau OD, juga memungkinkan untuk membatasi perpindahan percepatan mobil maksimum pada gear 3rd. Umumnya moda D-3 terasa fungsinya ketika mobil berjalan  dengan kecepatan di atas 60 kilometer per jam.

mungkin bisa kita coba dengan cara, geser tuas transmisi ke posisi D lalu injak pedal gas sampai mobil melaju dengan kecepatan di atas 60 km per jam. Ketika mobil melaju dengan kecepatan berkisar 60 km per jam, umumnya tingkat percepatan mobil mencapai 4th. Tekan tombol OD atau geser tuas ke D-3. Maka, gear rasio akan langsung turun ke posisi 3rd, dan tertahan di 3rd (tidak mau kembali secara otomatis ke 4th), sekalipun pedal gas diinjak lebih dalam.

Moda D-3 atau OD sangat membantu saat kita hendak berakselerasi tanpa harus menginjak pedal gas lebih dalam, atau saat akan menyalip kendaraan lain. Tetapi jangan lupa, setelah mobil lain  sudah terlampaui, geser kembali tuas ke posisi D atau dapat juga dengan menon aktifkan kembali tombol OD.

Ada yang sering bertanya, bagaimana sistem atau cara kerja pengamanan dalam mobil transmisi otomatis? Bagaimana jadinya, kalau tanpa sengaja tuas transmisi yang semula di D, kesenggol dan geser ke N atau bahkan R? Jangan khawatir, produsen transmisi otomatis sudah mempertimbangkan itu.

Kalau tuas tiba-tiba geser ke posisi yang tidak dikehendaki, maka sistem komputer transmisi otomatis mobil yang dikendalikan TCU/PCM secara otomatis akan mengeset sistem dalam moda N atau netral. Sistem dirancang untuk mencegah kehancuran transmisi otomatis.

6. Intermediate (2 atau D-2). Posisi tuas di 2, dapat mencegah beroperasinya kecepatan atau gear yang lebih tinggi. Dapat dikatakan, ketika tuas digeser ke 2, transmisi akan bekerja secara otomatis pada gear 1st dan 2st, serta membatasi perpindahan ke gear 3rd.

Selain itu juga secara mekanis mengaktifkan compression breaking atau yang pada mobil manual acap kali disebut engine breaking. Fungsinya, saat mobil melaju diturunan, transmisi otomatis akan membantu menahan laju mobil. Perlu diingat, setelah melintasi jalan normal, geser kembali tuas ke posisi D.

Pengaktifan compression breaking yang terlalu lama, akan membuat oli transmisi dan transmisi cepat panas. Oli transmisi juga akan cepat kotor, sehingga usia pakai oli lebih singkat. Karena membatasi gear maksimum di posisi 2nd, maka sangat membantu mobil saat melaju di tanjakan yang cukup tajam dan panjang. Bisa menahan torsi mesin pada tingkat yang diinginkan.

7. L (low). Tidak jauh berbeda dengan posisi 2, moda L bekerja untuk membatasi tingkat kecepatan kendaraan pada gear 1st. Karena bertahan di gear 1st, maka sangat efektif jika digunakan pada saat mobil melintasi tanjakan atau turunan terjal. Karena mobil cukup tenaganya, memungkinkan melintas di medan yang sangat sulit sekalipun. Bila jalanan normal, jangan lupa geser lagi tuas ke D.

Memahami cara kerja dan penggunaan transmisi otomatis secara benar tidak saja mengemudikan mobil bertransmisi otomatis menjadi lebih nyaman, tetapi juga hemat bahan bakar. mohon masukan kalau ada kalimat yang kurang tepat nanti kita benahi bersama.

Selamat mencoba
Dan Beralih ke Matic

5 Responses to "Cara menggunakan transmisi mobil matic yang baik dan benar"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel